Hai, ONers! Mari kita lanjutkan lagi yah pembicaraan kita tentang pembelian tiket konser di Jepang. Setelah sebelumnya membahas tentang alur pembelian tiket, mari sekarang kita bahas jenis-jenis tiket yang dijual. Nah, tiket yang tersedia ada kaitannya dengan jenis loka (venue) tempat konser dilangsungkan.
Apabila sebuah konser digelar di livehouse – baik yang berukuran kecil sekali seperti Ikebukuro CYBER ataupun yang lumayan besar seperti Shinjuku BLAZE – ataupun mungkin di loka lain yang pada dasarnya hanya memiliki satu lantai untuk penonton, maka hanya tersedia tiket berdiri atau diistilahkan ‘all standing’ (オールスタンディング). Tiket mungkin ditandai dengan tulisan スタンディング (‘standing’), disertai nomor urut tiket (yang ini selalu ada).

Contoh tiket yang dikeluarkan oleh live house untuk pertunjukan all standing. Nomor tiket ini adalah A-39.
Bila hanya tersedia tiket dalam jumlah terbatas, mungkin hanya akan ada nomor saja, tanpa embel-embel huruf di depan angka. Di hari H, penonton akan dipanggil untuk masuk ke dalam livehouse secara berurutan sesuai nomor. Namun bila ada huruf di depan angka – misalnya A1, B125, C17, D4, dan seterusnya – maka pemegang tiket yang diawali huruf A akan dipanggil terlebih dahulu daripada pemegang tiket B, tiket B lebih dulu daripada tiket C, dan seterusnya. Huruf menandakan pada fase penjualan apa tiket tersebut dibeli, dengan A menandakan fase paling awal.
Hati-hati, terkadang huruf di depan angka bukan mewakili urutan fase pembelian tiket, melainkan hanya menandakan saluran penjualan yang berbeda. Jadi, mungkin tiket A dijual di eplus, tiket B dijual di Pia, tiket C dijual di Lawson. Di hari konser, pemegang tiket A1, B1, dan C1 akan dipanggil masuk bersamaan.
Untuk loka sekelas ZEPP, yang umumnya memiliki dua lantai, mungkin tersedia tiket untuk lantai 1 (1 F, biasanya berdiri) dan lantai 2 (2F, mungkin berdiri atau bisa juga duduk di kursi, zaseki, 座席).

Contoh tiket yang dikeluarkan oleh Family Mart. Tiket ini adalah untuk sebuah kursi di lantai 3 ‘stand’ (tribun), blok D, baris 21, nomor 18.
Ada kalanya konser digelar di tempat seperti teater terbuka di Hibiya atau Shibuya Public Hall, di mana yang tersedia hanyalah tiket untuk duduk dengan kursi bernomor. Biasanya hal ini berlaku pula untuk konser yang diadakan di loka sekelas arena dan dome, yang sebenarnya memiliki lantai ‘arena’ (di Indonesia biasa dikenal sebagai ‘festival’) yang bisa dipakai untuk menampung penonton yang berdiri. Hal ini kecuali apabila penyelenggara konser memutuskan untuk membuka lantai ‘arena’ tersebut untuk penonton yang berdiri saja alih-alih mengisinya dengan kursi. Yang jelas, kalau hanya tersedia tiket duduk, maka kita harus duduk di kursi yang nomornya sesuai dengan yang tertera di tiket kita.
Terkadang, ketika tiket terjual habis karena tingginya animo calon penonton, penyelenggara memutuskan untuk menjual tiket tachimi (立見) – arti harfiahnya ‘berdiri menonton’. Bedanya dengan tiket standing, pemegang tiket tachimi mendapat akses untuk menonton di tempat yang pada awalnya tidak diperuntukkan bagi penonton. Misalnya, dalam konser yang aslinya all-seating, ruang kosong di belakang deretan paling belakang dibuka untuk penonton tachimi dalam jumlah terbatas. Oleh karena mungkin pemandangan dari area tachimi kurang bagus atau terhalang, tiket tachimi biasanya dijual lebih murah daripada kelas-kelas tiket yang biasa. Nomor di tiket tachimi mungkin menandakan posisi berdiri yang dinomori (seperti di Nippon Budokan), atau mungkin menandakan urutan masuk sesuai panggilan petugas.
Kemungkinan lain adalah dijual tiket stage side atau back stage. Ini bukan artinya kamu boleh masuk ke belakang panggung lho! Melainkan, sektor-sektor tempat duduk di samping dan di belakang panggung yang biasanya ditutup, dibuka untuk menampung lebih banyak penonton. Kekurangannya tentu saja pemandangan dari tempat duduk stage side dan back stage bisa jadi terhalang atau terbatas. Bisa saja selama konser ada bagian panggung atau anggota band yang sama sekali tidak terlihat olehmu!
Semoga kedua tulisan kami ini sudah membantumu memahami lebih jauh tentang pertiketan di Jepang, ya. Seandainya masih ada yang ingin kamu tanyakan, jangan ragu meninggalkan pertanyaanmu di kolom komentar.