Langit Singapura, Sabtu 23 Januari 2016, tidak menentu inginnya. Pagi tampak begitu cerah, beranjak siang mulai turun hujan, namun tak lama kemudian cerah kembali. Hal ini sempat menghawatirkan kami yang sedang menantikan konser ONE OK ROCK yang akan berlangsung malam harinya. Apakah akan turun hujan? Apakah harus bersiap dengan payung atau jas hujan?
Tidak boleh rusak rencana menyaksikan aksi Taka dan kawan-kawan nanti malam karena hujan. Untuk itu, kami yang sudah sejak lama menantikan ONE OK ROCK tampil di Singapura punya rencana tambahan, yaitu membeli jas hujan, selain menghafal lagu-lagu dari album barunya. Kami pun menuju Daiso, toko serba ada yang letaknya di Plasa Singapura yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi ONE OK ROCK manggung di Fort Canning Park. Langsung kami beli sekaligus 6 buah untuk rombongan kami yang terdiri dari 3 pria dan 3 wanita yang berasal dari berbagai negara. Lagipula harganya cuma SGD 2 ini.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 dan kami memutuskan untuk makan malam dahulu mengingat di area konser nanti tidak diperbolehkan membawa makanan dan tidak menjual makanan. Daripada pingsan saat konser kan malah jadi tidak bisa menikmati lagu-lagu ONE OK ROCK. Paparich yang berada di pintu masuk Plasa Singapura menjadi meeting-point kami. Restoran yang menyajikan aneka hidangan Malaysia ini adalah restoran halal yang bersahabat dengan kantong.
Selesai menyantap makan malam, kami bergegas berjalan kaki menuju lokasi ONE OK ROCK tampil. Setibanya kami di Fort Canning Park, kami cukup terkejut dengan antrian menuju pintu masuk Gothic Gate yang dekat Percival Rd. Karena di antara rombongan kami ada yang memegang tiket VIP, kami coba mengantarkan mereka ke meja registrasi di Gothic Gate namun ditolak dan diminta untuk mengikuti antrian. Kami coba susuri antrian untuk mencari ujungnya di mana.
Butuh 20 menit untuk mencapai ujung antrian yang rupanya berakhir di Fort Green, 100 meter dari Singapore Pinachotheque de Paris. Waktu sudah menunjukkan 7.50 malam waktu Singapura dan kami lihat dari atas ke arah panggung, sudah banyak orang berjejal. Kami cukup khawatir ketinggalan apalagi berkali-kali penonton sudah mulai riuh saat kru naik panggung dan acap kali ikut bernyanyi saat musik dari pemutar lagu dipasang.
Pukul 08.00 di jam kami dan kami saling berpandangan berharap konsernya mundur. Tapi hal macam ini tidak terjadi di Singapura. Tak lama kemudian riuh jeritan dari area konser yang dari tempat kami berdiri hanya dibatasi gedung Singapore Pincahoteque de Paris terdengar keras. Raungan drive gitar Toru pun jadi pertanda ONE OK ROCK sudah di atas pentas.
Tanpa komando kami bergegas berlari menuju Gothic Gate, padahal jika penyelenggara mau berbaik hati membuka akses masuk dari gedung, tentunya akan memudahkan kami untuk segera berada di area. Terdengar intro dari album terakhir One Oke Rock, 3xxxv5, segera disambut riuh. Kami yang tertinggal di luar ikut bersorak meski sambil berlari. Antrian yang panjang memaksa kami menikmati lagu berikutnya,Take Me to the Top dari luar. Masih belum ada tanda-tanda kami mendekat gerbang Gothic Gate dan lagu Memories segera bersambut. Beberapa orang dari antrian kami mencoba keluar dari barikade manusia untuk memotong antrian. Tetapi begitu ketatnya pengawasan membuat mereka harus kembali ke antrian.
Akhirnya kami dapat menikmati lagu Deeper Deeper dari area konser. Tumpukan penonton yang baru datang di sayap kiri panggung yang merupakan area terdekat pintu masuk membuat kami memutuskan untuk mengambil posisi di sayap kanan dari arah panggung. Kami menyusuri bagian terbelakang area penonton untuk tiba di tujuan yaitu spot nikmat menyaksikan konser. Kontur Fort Canning Park yang menanjak di mana panggung berada di bawah dekat pintu masuk sangat menguntungkan. Karena meskipun kami datang sangat terlambat tetapi kami tetap dapat menonton ke arah panggung tanpa terhalang badan penonton lain.
Tata cahaya serta tata suara yang apik mendukung penampilan ONE OK ROCK. Tak jarang Toru dan Ryota berganti posisi maju-mundur dan memanfaatkan level setinggi 30 sentimeter yang ada di bibir panggung sekadar untuk menajamkan aksi mereka di hadapan penonton Singapura. Stuck in the Middle, Clock Strikes hingga Last Dance dibabat habis dengan aksi memukau. Bahkan aksi duel antar pembetot senar ini dipamerkan sebelum Cry Out dilagakan. Koor tak terbendung saat Taka membawakan Hearthache yang diiringi gitar akustik Toru.
Di antara penonton banyak juga anak-anak yang menikmati aksi band asal Jepang ini. Bahkan di jajaran terdepan barikade panggung sekurangnya ada 4 anak kecil berusia di bawah 10 tahun asyik ikut bernyanyi. Salah seorang anak digendong oleh ibunya dan tetap terjaga sampai konser berakhir. Kisaran penggemar ONE OK ROCK ternyata luas, sampai-sampai ada orangtua yang mengajak keluarganya untuk menyaksikan konser ini.
Karena tidak diperbolehkan membawa minuman dari luar, penyelenggara menyediakan 4 bar yang menyediakan minuman. Untuk mendapatkannya, kami diharuskan membeli kupon sesuai dengan harga yang ditetapkan di menu. Untuk dua botol air mineral kami harus membelinya seharga SGD5. Catatan saja, bila beli di luar area hanya seharga kurang daripada SGD2.
Letak toilet yang ada di dekat pintu masuk Gothic Gate sempat menyusahkan kami yang sudah berdiri di sisi lain panggung. Meskipun jumlahnya cukup banyak tetapi tidak tersebar. Catatan penting untuk menonton konser berikutnya, pastikan ‘tangki’ kosong dulu.
Area merokok pun sudah disiapkan di sayap kanan dan kiri terjauh dari kerumunan penonton. Kali ini penonton lebih tertib untuk menghisap tembakaunya untuk menjauh dari area tengah. Di beberapa gelaran sebelumnya di Fort Canning, penonton bisa cuek menyulut rokoknya. Bisa tertibnya gelaran konser ONE OK ROCK ini karena penyelenggara konser menyediakan banyak rambu-rambu yang membantu kenyamanan bersama.
Mungkin hanya di satu dua lagu saya merasakan kekosongan sesi gitar yang tampil sepi sebagai melodi tanpa dukungan rhythm section. Beruntung overdub sampling bisa sedikit menambal kekosongan tadi, bahkan menjadi elemen pendukung histeria penggemar ONE OK ROCK.
Saat menunggu encore, kami menyempatkan mencari merchandise ONE OK ROCK. Sialnya, kami kebagian sisa saja. Kaos-kaos yang ada empat macam desain tinggal dua desain yang tersisa. Dan itupun hanya tersedia ukuran S. Biarpun begitu rasanya sayang dilewatkan merchandise resmi ini dan harga SGD 45 adalah pantas untuk membeli kenang-kenangan konser malam itu.
Empat lagu untuk encore dibawakan ONE OK ROCK dan band ini tidak mengendor, malah semakin bersemangat. Penonton pun semakin enerjik mengikuti musik yang mengentak, dikomandoi oleh drum Tomoya. Lagu terakhir yaitu Kanzen Kankaku Dreamer ditambah meriah oleh properti bola-bola berdiameter 50 sentimeter yang dilemparkan ke arah penonton dan malah menjadi rebutan.
Konser ONE OK ROCK yang kedua kalinya di Singapura ini memang sangat berkesan. Wajah-wajah puas tampak saat berjalan menuju pintu keluar yang sama dengan pintu kita memasuki area konser yaitu Gothic Gate. “Saya tidak menyangka mendapatkan pengalaman menonton band dari Asia yang memukau seperti ini,” papar Simon, seorang berkebangsaan Prancis yang kebetulan sedang berbisnis di Singapura dan diajak kawannya untuk menonton konser ONE OK ROCK.
ONE OK ROCK pun juga mendapatkan sambutan yang sangat memuaskan. Saya melihat personil mendapatkan lemparan pakaian dalam wanita yang lantas dimain-mainkan oleh Taka. Menutup aksi mereka, ONE OK ROCK membungkuk memberikan penghormatan selama 1 menit kepada penonton yang berjumlah sekitar 5.000 orang. Dan sebelum silam mereka menghampiri mikrofon sembari berjanji untuk kembali lagi! Jadi, mari kita nantikan mereka memenuhi janji mereka kali ini!
ONE OK ROCK Live in Singapore 2016 35XXXV Asia Tour 23012016 setlist
- 3xxxv5 Intro
- Take Me to the Top
- Memories
- Deeper Deeper
- Stuck in the Middle
- Clock Strikes
- Last Dance
- (instrumental)
- Cry Out
- Heartache
- Decision
- Suddenly
- The Beginning
- Mighty Long Fall
ENCORE
- Wherever You Are
- The Way Back
- No Scared
- Kanzen Kankaku Dreamer
Report by WA
Pictures by Aloysius Lim and Alvin Ho of Amuse Entertainment/LAMC Productions