Selama tiga hari (24-26 Oktober 2014), sebuah festival musik dengan gaya baru digelar di Jakarta Convention Center. Festival bertajuk Soundsfair 2014 ini pertama kali diadakan oleh Java Festival Production, dan bukan saja menampilkan solois dan band dari berbagai genre musik, festival ini juga menampilkan karya seni dari seniman dalam dan luar negeri. Nama-nama yang sudah familiar seperti The Jacksons, Cody Simpsons dan Sophie Ellis Bextor termasuk di dalam line-up Soundsfair 2014. Selain itu, band-band Asia ternyata banyak juga yang tampil, di antaranya Asian Dub Foundation (meski dari Inggris, sebagian besarnya adalah keturunan Asia), Cibbo Matto (Jepang), dan My Skin Against Your Skin (Taiwan).
Setelah sebelumnya terpukau dengan penampilan band-band Taiwan di beberapa festival yang RekON hadiri, kali ini RekON berkesempatan menyaksikan penampilan My Skin Against Your Skin. Penampilan band yang beranggotakan Andrea (vokal), A-Lu (bass) dan Tsai-Tsai (drum) dimulai jam 8 malam, yang sayangnya masih terlalu dini sehingga jumlah penonton masih belum terlalu banyak. Meskipun begitu, dengan musik rock elektronik yang dibalut dengan sentuhan sensual, My Skin Against Your Skin dengan sukses menunjukkan kekayaan kancah musik indie Taiwan.
Tokyo Ska Paradise Orchestra menjadi penampil berikut yang RekON saksikan. Yang menunggu mereka banyak sekali loh, ONers, dan mereka siap dengan topi baret yang menjadi aksesoris andalan anak-anak ska. Dengan irama ska yang lincah dan enerjik, band yang secara resmi terbentuk tahun 1988 ini mampu menggoyang stage malam itu, dan memuaskan para penggemar mereka yang telah menanti bertahun-tahun. Saking semangatnya, TSPO melakukan encore dan mengambil jatah waktu soundcheck Asian Dub Foundation yang tampil berikutnya 🙂
Asian Dub Foundation adalah band Inggris yang dengan konsisten menyuarakan pesan kemanusiaan dalam lagu-lagu mereka. RekON pertama kali mengenal musik ADF pada tahun 1997 dengan singel mereka Naxalite, dan sungguh senang rasanya begitu tahu Soundsfair berhasil memboyong mereka untuk tampil di Indonesia. Musik ADF tergolong unik karena menggabungkan beberapa genre, seperti rock, hip-hop, reggae dan pengaruh dari musik tradisional Asia Selatan karena latar belakang budaya anggotanya yang berbeda-beda. Malam itu, mereka juga tampil prima dan menyihir penonton dengan aksi panggung mereka yang penuh semangat!

Satu kata untuk penampilan ADF malam itu di Soundsfair: Pecah! Penantian bertahun-tahun para penggemar pun terbayar lunas.
Kami masih punya momen-momen seru lainnya dari Soundsfest. Nantikan ya post berikutnya!
Terima kasih kepada Java Festival Production atas kerjasamanya.