Setelah menyambangi beberapa kota, V-band Spring Festival pun tiba kembali di Tokyo untuk menggelar konser final pada 30 Maret 2014 lalu. Selain merupakan penutup dari rangkaian tur itu, konser kali ini pun istimewa karena menjadi penampilan terakhir basis Shingo bersama GOTCHAROCKA. Sepertinya inilah salah satu penyebab TSUTAYA O-WEST di Shibuya yang berkapasitas sekitar 250 orang kepenuhan hari itu. Sampai-sampai lantai dua, yang biasanya ditutup dan hanya diperuntukkan bagi tamu dan pemegang access-all-areas pass, dibuka sebagian bagi penonton yang terus berdatangan. Oleh karena lantai satu sudah penuh sesak, RekON memutuskan untuk naik saja ke lantai dua. Posisi ini memberikan pengalaman menonton dari sudut lain – sekaligus dapat bonus melihat personil band-band lain yang ikut menonton band yang sedang tampil.
Agak tidak disangka, GOTCHAROCKA justru mendapat giliran pertama. Mengingat itu adalah hari ‘penting’ bagi mereka, RekON sempat mengira mereka akan diletakkan terakhir. Ternyata tidak. GOTCHAROCKA membuka dengan Beautiful Life, disambung The Lyrical Jet Sky, dan Hydrag. Fans langsung menggila, membuat O-WEST kontan panas dan semakin sesak. Mereka menuruti vokalis Jui yang memimpin mereka meneriakkan, “We are GR! We are GR!” Shingo yang akan meninggalkan band tersebut memberikan yang terbaik; sampai akhir ia banyak menebar senyum. Sempat juga ia bermain bas sambil beradu punggung dengan gitaris Toya. Sedangkan Jui sempat memeluk Shingo dari belakang, seolah menunjukkan kepada penonton bahwa tidak ada hard feeling antara Shingo dan para personil lain.
Dari lantai dua, aksi pembuka ini ditonton oleh beberapa personil band lain, antara lain Ice dan Toki dari Black Gene for the Next Scene dan Jin dari HERO. Semuanya tampak serius sekali memperhatikan penampilan terakhir GOTCHAROCKA dalam formasi ini.
Jui memberikan kesempatan kepada Shingo untuk mengucapkan sepatah-dua patah kata perpisahan. Shingo pun meminta maaf kepada para penggemar atas keegoisannya untuk mundur dari band. Fans menanggapi dengan meneriakkan nama Shingo sekeras-kerasnya ketika sampai pada bagian Hey Shingo, goshimeide dalam lagu Qtie. GOTCHAROCKA melanjutkan dengan Kiravistars dan menutup set mereka dengan Gotcha6ka yang mengajak penonton ikut mengeja nama band ini – dengan 6 dibaca dalam Bahasa Jepang, roku yang terdengar seperti rock. Ketika penampilan mereka tuntas, Jun memeluk Shingo, yang lantas membungkuk lama sekali ke arah penonton, sebelum akhirnya GOTCHAROCKA mundur dari panggung.
(Berita mengejutkan dari Shingo datang keesokan harinya, ketika band Z’s, pendukung musisi rock legendaris Jepang Yazawa Eikichi, mengumumkan bahwa Shingo bergabung dengan mereka sebagai pemain bass. Ini tentu mengagetkan banyak fans GOTCHAROCKA, karena sebelumnya alasan yang dikemukakan Shingo saat mengumumkan pengunduran dirinya adalah masalah kesehatan. Apa pun alasan sebenarnya di balik tindakan yang diambil Shingo, kami doakan yang terbaik saja baginya dan GOTCHAROCKA.)
Penampil kedua ternyata Aoi -168-, yang juga mengagetkan bagi RekON mengingat penampilan Aoi yang selalu meledak-ledak rasanya cocok menjadi penutup sebuah acara multibandsemacam ini. Mengawali setnya dengan kover lagu Gakuen Tengoku, Aoi langsung bergerak lincah ke sana kemari, melompat naik-turun platform, beberapa kali sampai separo split di lantai. Bahkan ia sendiri yang memimpin furitsuke untuk lagu-lagunya. Ia sempat menanyakan apakah ada di antara penonton yang telah menyukai visual kei selama 10, 20 tahun? Ia lantas membandingkan beberapa gerakan furi dulu dan sekarang, dan apakah ada yang tidak tahu apa itu gyakudai (reverse dive). Aoi jadi seolah-olah memberikan ‘kuliah singkat’ mengenai furitsuke! Setnya digenapkan dengan Dancin’ Viper, Sayonara Sekai, Irooni (lagu kover MASK), Beauty Girl, dan SPICA yang memang bisa diandalkan sebagai lagu penutup.
Giliran berikutnya adalah Black Gene for the Next Scene, yang langsung menggebrak dengan singel terbaru mereka, Cynical WarAku ~ This Is Cynical World ~ yang memang sedang berada dalam masa promosi. Selain membawakan lagu-lagu mereka yang mengajak penonton tak henti bergerak, Ice juga banyak berbicara kepada penonton. Sampai-sampai drummer Sala membunyikan bel untuk memperingatkan kepada Ice bila ia berbicara terlalu lama. Bila terdengar bunyi bel itu, Ice pun akan menambah kecepatan berbicaranya. Tetap saja, banyak sekali yang ia omongkan! BFN antara lain menampilkan Odoritai Odorasetai Odorenai Neko, Fear Dance, dan CHANGE TO CHANCE. Terkadang basis Rame dan gitaris Toki ikut memimpin furi dengan penuh semangat.
Band berikutnya, HERO, juga terkenal dengan sang vokalis Jin yang gemar mengoceh di antara lagu-lagu mereka, bagaikan stand up comedy disatukan dengan penampilan band rock. Ditambah lagi, secara tidak sengaja, ritsleting Jin terbuka di tengah-tengah penampilan HERO! Para penonton yang melihat itu pun menjerit geli. Jin yang kaget langsung memutar tubuh untuk membetulkan ritsletingnya, lalu kembali membalikkan badan menghadap penonton sambil tersenyum berpura-pura tidak tahu. “Ada apa, ya?”
Untuk setlist, HERO justru tidak membawakan singel-singel terbaru mereka, melainkan membawakan lagu B-side, Feeling, diikuti oleh Iroawase no housoku, Red String, Tsubasa ga orete meikyuu ni mayoikonda shikkoku no tenshi, Ningen teigi (Versi Aori), dan Soprano. Mereka lantas meninggalkan penonton yang semakin lelah akibat furi yang seru dan tawa yang mengocok perut.
Sayang, menurut RekON, malam itu v[NEU] tidak memberikan penampilan yang dapat dikatakan pantas sebagai penutup final sebuah tur multiband. Betul, penggemar mereka yang datang malam itu juga banyak. Tapi entahlah, mereka tidak terlampau menggigit, meskipun mereka menampilkan banyak gimmick, terutama lewat aksi Kayu yang centil. Mulai itu memainkan keytar kecil dalam D’s wonderland, tidak ikut memainkan instrumen apa pun melainkan berkeliaran di panggung sambil menggoda para personil lain ataupun mencontohkan furi kepada penonton… Kelihatan jelas bahwa Takumi-lah yang bekerja keras mengisi suara gitar dalam penampilan live v[NEU]. Penampilan band-band sebelum v[NEU] terlampau solid sehingga membuat penampilan kuintet ini terasa cenderung datar. Tetap saja, fans mereka bersenang-senang dengan lagu-lagu yang dibawakan v[NEU]: D’s wonderland, Amaoto, Splash!, Mousou kiss, Endroll, dan sebagai penutup, Everlasting light.
Namun malam itu belum berakhir. Memang sempat fans v[NEU] berteriak-teriak meminta encore, tetapi yang muncul adalah session band yang terdiri atas Aoi, hixro dan Takumi dari v[NEU], Sala dari BFN, dan sarshi dari HERO. Mereka membawakan blurry eyes milik L’Arc-en-ciel dengan mulus.
Di kota-kota yang disinggahi sebelum Tokyo, setiap malam hanya ada satu session band. Tapi khusus untuk konser final ini, muncullah session band kedua, yang mengaku bernama SPATZ! Band ini terdiri atas Toki dari BFN, Jin dari HERO, Jun dan Tero mewakili GOTCHAROCKA, serta hixro v[NEU] yang rupanya malam itu jadi seksi sibuk. Band ini membawakan lagu SPITZ, Sora mo toberu hazu. Jin meminta session band itu mengulang-ulang sepenggal ujung bait, ‘ite hoshii’. Satu per satu didatanginya personil SPATZ, menyodorkan mikrofon ke mulut mereka. Tero menyanyikan penggalan lagu itu dengan lumayan. Jun malah mengganti liriknya menjadi ‘ore wa Jun’. Sedangkan Toki, awalnya menolak, tapi setelah dibujuk, mau juga ia ikut bernyanyi meski malu-malu. Namun hixro menolak permintaan Jin mentah-mentah! Meskipun demikian, tidak ada kata menyerah dalam kamus Jin. Dikejarnya hixro yang menjauh dan memaksanya untuk menyanyi. Akhirnya hixro takluk dan bernyanyi… tapi suaranya ternyata memang benar-benar sumbang, sampai-sampai Jin terbahak dan berkata, “Kamu yang paling jelek!” Sempat pula Jin mencium kening Jun, membuat para fangirls menjerit!
Mendadak lampu-lampu berubah merah dramatis. Ada apa ini? Ternyata Ice dari BFN muncul, berdandan seperti Kenshiro dari manga Hokuto no Ken, dan lagi-lagi memicu ledakan tawa penonton. Ia berlagak galak, mengawasi fans melakukan furi sesuai musik, sebelum akhirnya ia bergabung dengan Jin untuk menyanyikan beberapa bagian dari lagu SPITZ yang ‘dibantai’ oleh SPATZ. Aksi band yang hancur-lebur ini disaksikan dari lantai dua dengan terpingkal-pingkal oleh para musisi seperti Yusuke, Yu-ta, dan sarshi dari HERO yang tidak ambil bagian dalam session band kedua.
SPATZ merupakan penampil terakhir malam itu. Sebagai penutup, muncullah kedua MC dadakan, Kayu dan Rame yang berdandan penuh ala Lolita! Selain mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya festival musim semi tersebut, mereka juga mengumumkan bahwa kira-kira di musim gugur nanti juga akan ada tur serupa. Penonton berteriak penuh semangat menyambut pemberitahuan ini. Kayu dan Rame lantas memimpin hadirin melakukan Mexican wave dari satu sisi WEST ke sisi lainnya. Dan dengan bungkukan mereka ke arah penonton, benar-benar tuntaslah rangkaian tur musim semi bersama kelima band visual kei tersebut. Sampai jumpa di tur berikutnya!