Sama seperti HaKU, RekON juga mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang dengan WEAVER pada Senin siang, 23 Desember, di hotel tempat mereka menginap selama di Indonesia. Dikarenakan salah satu member, Kawabe Toru, sedang kurang sehat, waktu untuk interview menjadi lebih singkat. Namun, WEAVER tetap dengan ramahnya menyambut kami!
Band yang berasal dari Hyogo ini beranggotakan tiga orang, yaitu:
Okuno Shota: Bass
Sugimoto Yuji: Vocal & Piano
Kawabe Toru: Drum
Sebelum tampil, karena ini pertama kalinya mereka ke Indonesia, WEAVER mengungkapkan bahwa mereka sama sekali tidak tahu apakah orang Indonesia suka dengan musik mereka, dan apakah mereka akan diterima atau tidak selama di Indonesia. Tetapi setelah manggung, tanpa kata-kata, hanya dengan musik yang tampilkan di Indonesia-Japan EXPO 2013, ternyata bisa menjangkau penonton. Selain itu, saat melihat jumlah fans yang jauh di luar perkiraan dan juga saat mengajak para fans untuk bernyanyi bersama-sama, mereka kaget karena fans benar-benar bernyanyi bersama dengan mereka. Hal ini membuat WEAVER sangat senang karena mereka merasa diterima oleh masyarakat Indonesia.
Ditanya mengenai bagaimana perasaan WEAVER terhadap sesi foto bareng dan handshake yang diadakan dengan fans seusai manggung, Toru mengutarakan bahwa ia sangat senang, karena mereka benar-benar kaget dan tidak menyangka bahwa akan ada banyak penggemar mereka yang menunggu di backstage. Yuji pun menambahkan, pada awalnya WEAVER beranggapan bahwa fans di Indonesia adalah fans yang kalem dan tenang. Namun, saat mereka baru saja tiba di bandara, ternyata ada juga fans yang sangat semangat dan agresif menyambut mereka.
Selama berkarir, bagi WEAVER, pengalaman yang paling berkesan adalah saat mereka tampil di luar Jepang. Contohnya, di Indonesia. Karena banyak orang yang mengenakan jilbab dan terlihat sangat kalem, ketiga member pun jadi berpikir, bagaimana cara orang-orang tersebut menikmati musik. Dengan mereka melakukan performance di Indonesia, mereka jadi tahu bahwa kita, fans dari Indonesia pun menikmati musik dengan cara yang sama dengan fans lainnya. Itulah mengapa setiap pertunjukkan yang dilakukan di luar negeri menjadi sangat berkesan untuk WEAVER.
Mengenai WEAVER itu sendiri, pada awalnya mereka adalah guitar band yang beranggotakan empat orang. Pada saat salah satu dari mereka keluar dari band, saat mereka bingung bagaimana melanjutkan musik mereka, salah seorang staff dari live house tempat mereka biasa tampil memberikan saran untuk merubah WEAVER menjadi piano band, karena Sugi memang bisa bermain piano. Mengikuti saran tersebut, jadilah WEAVER yang seperti sekarang. Meski sudah hampir sepuluh tahun sejak band mereka terbentuk, sambil tertawa mereka mengungkapkan bahwa tak ada keinginan mereka untuk solo karir.
Dengan piano band sebagai style dari WEAVER, musik mereka pun berpusat pada piano, bass dan drum. Jadi, terkadang musik mereka pun bisa agresif dan juga bisa mellow. Untuk inspirasi, WEAVER belajar banyak dari piano band lainnya, seperti band asal Amerika, Ben Folds Five, yang lagu-lagunya sangat sering didengar oleh ketiga member saat mereka latihan. Selain itu, mereka pun juga belajar dari Coldplay dan band-band asal UK lainnya yang mempunyai ciri khas sendiri.
Sebelum tampil di atas stage, persiapan yang biasa dilakukan Toru pada saat gugup dan merasa kecil, adalah dengan mencoba merenggangkan badan (体を大きくみせる; arti harafiah: membesarkan badan) seperti hewan. Dengan ia merenggangkan badan sebesar-besarnya, ia merasa dirinya besar (体の中でみ、心でも大きくなる; arti harafiah: dalam badan pun, hati pun, menjadi ikut besar) dan menjadi percaya diri. (Toru benar-benar mempraktikkan bagaimana ia merenggangkan badan seperti hewan :))
Dalam satu tahun, WEAVER dapat sangat produktif dan menghasilkan banyak lagu juga album baru. Ternyata dalam membuat lagu-lagu baru, mereka banyak mendapatkan inspirasi dari drama atau film yang mereka tonton. Mereka berkhayal bila mereka yang menjadi penulis naskah, jalan cerita apa yang mereka ambil, dan itulah yang mereka tuangkan ke dalam lagu. Dengan mendengarkan lagu-lagu hasil karya orang lain pun mereka jadi memahami bahwa ada cara mengekspresikan diri sendiri dengan cara seperti itu. Hal itu membantu WEAVER dalam menulis lagu-lagu dan dapat menghasilkan banyak album.
Lagu favorit Yuji di antara semua lagu WEAVER adalah Bokura no Eien, karena menurutnya lagu yang dibawakan saat encore di IJ-EXPO 2013 ini sangat popular saat dinyanyikan di luar negeri, dan semua penonton pun ikut bernyanyi bersama. Bagi Toru, lagu favoritnya adalah Free will, lagu yang juga dinyanyikan bersama oleh para penonton, terutama saat part Woo. Untuk Shota, Tokidoki Sekai adalah lagu favoritnya. Ia bercerita saat WEAVER beralih dari guitar band menjadi piano band, mereka bingung bagaimana dan apa yang harus mereka tampilkan sebagai piano band. Tokidoki Sekai-lah yang menjadi jembatan bagi mereka dan menjadi lagu yang paling berkesan di hati Shota.
Mengingat bahwa WEAVER akan pergi ke London pada tahun 2014 ini, Sugi mengungkapkan bahwa tujuan utama mereka adalah untuk belajar bahasa Inggris, yang merupakan satu langkah menuju karir internasional mereka, karena Inggris adalah pusat dunia internasional. Selain itu, karena mereka suka dengan musik-musik UK, mereka ingin belajar lebih banyak dari musik-musik tersebut, dan juga agar mereka dapat mengasah kemampuan mereka dalam bermain musik.
Terakhir, WEAVER meninggalkan pesan untuk para fans di Indonesia. “Kami sangat senang perform di sini. Walau ini pertama kalinya kami datang ke Indonesia, kami mendapatkan sambutan yang sangat meriah. Jika kami mendapatkan kesempatan untuk datang lagi ke Indonesia, kami pasti akan datang lagi!”
Kami haturkan terima kasih untuk Jessica Yowiko, representatif dari Amuse sehingga wawancara ini dapat terlaksana.
Artikel ini ditulis oleh Rekan kami Mitla Taslima