Apa yang ada di benakmu bila mendengar kata ‘Broadway’? Pertunjukan musikal yang meriah dan penuh warna-warni? Barangkali itulah yang teringat oleh siapa saja yang mendengar kata tersebut, termasuk tim yang merumuskan konser grand final tur paruh kedua 2013 oleh D=OUT. (Kami meliput juga konser mereka di Beijing yang merupakan bagian dari tur paro pertama 2013.) Tempat yang mereka pilih pun sesuai sekali dengan tema ‘Katsugeki Broadway’, yaitu Nakano Sunplaza yang memiliki aula pertunjukan besar yang pantas untuk pertunjukan musikal ala Broadway.
Nakano Sunplaza bisa dibilang bersebelahan dengan stasiun Nakano di Tokyo yang dilalui kereta Chuo Line (bisa dinaiki dari stasiun Tokyo ataupun stasiun Shinjuku), hanya terpisahkan oleh jalan yang tidak lebar. Dari stasiun pun bisa langsung menyeberang menggunakan jembatan di atas jalan.
Ketika RekON tiba, para penggemar D=OUT masih menanti di luar gedung karena pintu-pintu ke dalam belum dibuka. Sekitar setengah jam kemudian, penonton berangsur-angsur bergerak masuk setelah menunjukkan tiket masing-masing, dan langsung menaiki tangga menuju pintu-pintu masuk ke aula pertunjukan. Karena ini bukan live house, penonton tidak diminta membayar uang minum 500 yen. Malahan di dalam aula pertunjukan diminta untuk tidak makan dan minum.
Di lobi depan aula pertunjukan, ada kios-kios yang menjual CD dan pernak-pernik D=OUT. Sejumlah pernak-pernik khusus dibuat dan dijual untuk Katsugeki Broadway, termasuk amplop cheki (foto polaroid) dan toreka (trading card), yang bagian punggungnya juga dihiasi gambar khusus. Selain bagian penjualan, tentu juga ada kotak-kotak hadiah untuk para personil. Di dinding, bersender sejumlah buket bunga untuk D=OUT. Sebagian di antaranya khusus mengucapkan selamat ulang tahun kepada Hikaru.
Aula pertunjukan terlihat megah dengan dominasi warna merah pada tirai dan permadani. Kursi-kursi disusun menuruti lantai yang berundak-undak seperti di teater atau bioskop. Layar besar di belakang panggung memutar video-video musik D=OUT, termasuk yang terbaru, Kanden 18gou. Di belakang perangkat drum Reika ada undak-undakan dan panggung yang lebih tinggi, mengingatkan kepada panggung musikal Broadway lah singkatnya.
Konser dimulai dengan video pembuka yang diiringi FESTA. Video di layar besar itu memperlihatkan kelima anggota D=OUT berdiri berdampingan dengan kostum baru mereka. Satu per satu, mereka di video itu melangkah sehingga hilang dari layar, dan orang aslinya pun muncul di panggung atas, lalu melangkah menuruni undak-undakan menuju posisi masing-masing. Mereka muncul dengan urutan Minase (drum), Reika (bass), Hikaru dan Ibuki (gitar), lalu tentu yang terakhir Kouki (vokal). Setiap personil yang muncul disambut jerit meriah penonton. Tanpa basa-basi, D=OUT langsung menggebrak dengan Kabuki DISCO yang juga merupakan judul album penuh terbaru mereka, disusul KILLER TUNE dan Goku. Lampu kecil-kecil di panggung yang berkelap-kelip membantu menambah kemeriahan panggung Katsugeki Broadway.
Penonton langsung panas. Meskipun ruang gerak mereka dibatasi baris-baris kursi, mereka tetap ber-headbanging dan melakukan berbagai gerak furitsuke lainnya dengan bersemangat. Sementara D=OUT sendiri seperti biasa sangat enerjik, menggabungkan elemen-elemen Jepang tradisional dengan Barat dalam gaya yang extravagant. Belum lagi lawakan-lawakan mereka, seperti saat Kouki meminta Minase (‘Minassensei’) untuk mengajarkan furi Enten Uta dengan handuk kepada para penonton. Contoh lain adalah ketika sebelum Kachoufuugetsu sakurafubuki semua anggota D=OUT memunggungi penonton. Lalu Kouki membalikkan badan dan ternyata di tangannya—juga tangan Hikaru, Minase dan Ibuki—tergenggam sebatang mawar yang lantas mereka lemparkan ke penonton. Hal-hal seperti ini membuat penampilan mereka segar.
Setlist D=OUT kali ini menggabungkan lagu-lagu lama dan baru, namun tidak menyertakan sejumlah lagu seperti SUNRISE dan lagu romantisme jalur-jalur kereta di Jepang, Chuukyori Ren’ai yang sebenarnya masih tergolong baru. Namun sebagai gantinya penonton mendapat beberapa suguhan spesial, misalnya Hotarubi dengan Kouki bernyanyi diiringi suara piano. Di sini terdengar bahwa suara Kouki yang unik itu (bagi banyak orang, kelewat cempreng) memang sebenarnya bagus dan powerful.
Kouki juga sangat piawai berinteraksi dengan penonton. Di satu kesempatan, ia bahkan nekad melompat turun ke penonton dan bernyanyi di antara mereka! Haduh, kalau di Indonesia sih sudah habis dijamah-jamah penonton barangkali ya. Kali lain, di tengah-tengah Shura, musik berhenti. “Suwatte!” (duduk!) teriak Kouki. “Merunduk!” Sambil tertawa-tawa geli penonton pun merunduk dan menempelkan kepala ke kursi di baris depan mereka. Lalu penonton pun diajak melompat ramai-ramai dari posisi itu oleh Kouki.
Sampai dua lagu terakhir set utama, D=OUT terus menggebrak. Di lagu MUSIC NIPPON, penonton mengeluarkan kipas untuk dikibaskan saat bagian “Nippon! Cha cha cha!” Set utama pun ditutup dengan singel terbaru mereka, Kanden 18gou yang membuat mulut gatal ingin ikut bernyanyi ‘biribiritto, biribiritto, biribiritto kitara’. D=OUT pun mengundurkan diri ke balik panggung.
Tidak butuh waktu lama, penonton pun berteriak-teriak meminta encore. Namun sebelum D=OUT kembali ke panggung, diputar terlebih dahulu VCR berupa perbincangan mereka berlima di grup LINE, diiringi pertukaran foto-foto jelek. Ujung-ujungnya, mereka menyatakan hendak bersiap-siap untuk encore Katsugeki Broadway.
D=OUT pun muncul lagi. Semuanya kecuali Kouki telah mengganti atasan masing-masing dengan hoodie hitam yang merupakan salah satu goods yang dijual untuk pertunjukan hari itu. Hanya Kouki yang mengganti jas biru panjangnya dengan jas hitam pendek yang kasual. Tapi kali ini Hikaru, Reika, dan Ibuki muncul membawa gitar akustik, sementara Minase menduduki cajon box. Wah! D=OUT akan memberikan penampilan akustik! Kouki pun mempersilakan penonton duduk agar lebih santai mendengarkan penampilan mereka kali ini.
Meluncurlah ROMAN REVOLUTION versi akustik. Suara Kouki terdengar sangat jernih membawakan lagu yang diturunkan temponya ini. Beberapa penonton tampak terharu mendengarnya. Dan terus terang bagi RekON, penampilan lagu inilah yang paling ‘menonjok’ malam itu!
Kelar ROMAN REVOLUTION, D=OUT langsung bersiap-siap menggunakan kembali instrumen listrik mereka, sementara Kouki menghilang. Di layar besar, ditampilkan VCR pembuka Koi abaki ame zarashi. Kouki muncul lagi, kali ini dengan yukata biru muda yang tidak diikat dengan tali pinggang sebagai ganti jas hitamnya.
Setelah singel bernuansa vintage itu, layar besar kembali memutarkan sebuah VCR. Kali ini menggambarkan Kouki berkeliling mencari orang yang mau mengucapkan selamat ulang tahun kepada Hikaru. Yang ditanyai nenek-nenek dan anak-anak yang Kouki dekati sembarangan saja di jalan. Ya jelas tidak ada yang kenal Hikaru… Hanya 2 nenek yang mau ucapkan selamat. Ada pula kameo Yamada-san dari Brand-X mencium foto Hikaru di dekat toko CD indie-nya di Ikebukuro itu.
Staf kemudian muncul membawakan kue tart putih untuk Hikaru. Kouki memegangkan kue itu agar Hikaru bisa meniup lilin-lilin yang tertancap di atasnya. Penonton pun beramai-ramai menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk ‘dear Hikaru’. Hikaru berkata, “Terima kasih, aku terkejut lho. Senang sekali.” Kouki menyahut, “Yang benar?”
Pertunjukan masih dilanjutkan. Kouki mengganti lagi atasannya dengan hoodie seperti teman-temannya, tanpa dalaman apa-apa. Mungkin kemeja putihnya sudah terlalu basah oleh keringat. Tapi kali ini ia melapis hoodie hitamnya dengan haori biru muda. Sebagai pengantar bagi lagu berikutnya, Kouki berteriak “Jinsei wa…?” Penonton pun langsung membalas, “BARAIRO!” Ya, saatnya salah satu lagu favorit ‘klasik’ penggemar D=OUT, BARAIRO no Jinsei!
Disusul DANCE NUMBER yang belum merelakan penonton berhenti bergoyang. D=OUT lantas memberikan tanda-tanda bahwa pertunjukan akan segera berakhir Kouki ajak penonton untuk bertepuk tangan untuk staf mereka, staf Nakano Sunplaza, dan semua orang yang terlibat dalam kesuksesan tur mereka, termasuk “Kalian juga!”. Kouki lantas berseru, “SETULUS HATI, D=OUT…” Ia menjauhkan mikrofonnya dan berteriak keras-keras, “MENCINTAI KALIAN!” Suaranya terdengar lantang bahkan dari baris-belakang.
Encore pertama ditutup dengan Hikou Shoujo yang beberapa kali membuat penonton mengangkat tangan membentuk lingkaran dengan telunjuk dan ibu jari sambil berseru, “Okay!”. Kouki juga ajak penonton bertepuk tangan mengikuti irama lagu yang ceria ini. Tempo lagu ini diubah-ubah, terkadang cepat, terkadang lambat, membuat penonton menjadi geli karena kerepotan menyesuaikan kecepatan tepukan tangan. Usai lagu ini, kembali D=OUT undur diri.
Namun tirai belum lagi dirapatkan. Menuruti teriakan penonton, D=OUT kembali untuk encore kedua dengan lagu terakhir, yaitu ONE. Lagu yang cocok sekali sebagai penutup, bukan begitu? Penonton mengacungkan satu jari bersama-sama sambil menyanyikan koor ‘lalala lalala lalala lalala we are the one’ tanpa iringan musik. Sungguh menggetarkan!
Kouki lalu kembali mengajak penonton bertepuk bersama-sama sebagai tanda syukur keberhasilan seluruh rangkaian tur dan juga konser Nakano Katsugeki Broadway. Setelah mengucapkan terima kasih untuk terakhir kali, para personil D=OUT tinggalkan panggung. Kali ini tirai pertunjukan benar-benar diturunkan …
Namun penggemar D=OUT akan segera bertemu lagi dengan band kesayangan mereka ini. Selain pengumuman bahwa konser hari itu akan dijadikan album live yang diluncurkan tahun depan, D=OUT akan menggelar acara khusus ZIPANG (klub penggemar mereka) dan tur Zepp tahun depan. Kouki juga pernah utarakan keinginan untuk manggung di Indonesia. Semoga benar-benar jadi kenyataan, ya!
Setlist ‘Katsugeki Broadway’ D=OUT 29112013
- FESTA
- Kabuki DISCO
- KILLER TUNE
- Goku
- Kimon
- Kachoufuugetsu sakurafubuki
- Mr. JAP
- Yuukou DANCING MODERN
- Hotarubi
- Harukaze SHALALA
- Sousaku negai
- Enten Uta
- SHANGRI LA
- Shura
- MUSIC NIPPON
- Kanden 18gou
Encore 1
- ROMAN REVOLUTION (versi akustik)
- Koi abaki ame zarashi
- Barairo no jinsei
- DANCE NUMBER
- Hikou shoujo
Encore 2
- ONE