Pada 1 Desember 2012, di XXI Kota Kasablanka diadakan pemutaran khusus konser HOTEL GLAY.  Film konser itu hanya ditayangkan satu hari saja, dan jadwal yang seharusnya dua kali pun dipangkas menjadi satu kali saja.  Jadwal pukul 18.00 dibatalkan, menyisakan hanya pertunjukan pukul 15.00.  Rupanya nama besar GLAY belum cukup untuk menebalkan minat lebih banyak orang untuk merogoh kocek sebesar 100 ribu rupiah untuk datang menonton.  Ini di luar penggemar berat yang tidak bisa hadir karena macam-macam alasan.

Sesungguhnya sayang sekali bagi yang melewatkan pemutaran khusus ini.  Pertama, konser GLAY yang dihadirkan sungguh luar biasa.  Ada yang berkomentar, itu bukan penampilan terbaik mereka.  Nah, bayangkan, bukan penampilan terbaik saja, sudah sedahsyat yang kami saksikan di layar hari itu.  Kedua, harga tiket 100 ribu yang sepintas mahal itu ternyata sudah mencakup pula official merchandise, yaitu sebuah notes khusus yang tidak diperjualbelikan.  Hanya mereka yang datang menonton pemutaran khusus di seluruh dunia yang memperoleh notes tersebut! Ketiga, kalau ini adalah semacam tes pasar atau ancang-ancang mendatangkan GLAY – seperti Laruku tahun lalu, yang diawali pemutaran khusus film konser mereka – maka sedikitnya hadirin yang datang bisa menjadi ‘alamat buruk’.  (Kami sangat berharap ini tidak terjadi.)

HOTEL GLAY dibuka dengan video khusus yang membuat penonton tergelak-gelak.  Digambarkan anggota-anggota GLAY terpaksa menjalankan karir lain setelah HOTEL GLAY diledakkan.  TAKURO bekerja sebagai buruh bangunan, TERU menjadi host yang sangat popular, JIRO menjadi pekerja pabrik besi, sementara HISASHI menjadi hacker.  Mereka akhirnya berkumpul dan kembali bahu-membahu membangun HOTEL GLAY.

Penamaan HOTEL GLAY bukan sekadar main-main atau lucu-lucuan.  Panggung benar-benar berbentuk seperti bangunan hotel, bertingkat-tingkat, dengan jendela-jendela yang sebenarnya adalah layar.  GLAY pun seolah-olah bermain di teras depan sebuah hotel.  Ini masih ditambah dengan panggung satu lagi di ujung stadion yang berseberangan, dan jalur panggung naik-turun di kanan-kiri yang menghubungkan kedua panggung besar sekaligus mengelilingi bagian dalam stadion Nagai di Osaka.  Seolah usia mereka belum berkepala empat, para anggota GLAY betul-betul memanfaatkan semua sisi panggung.  TERU bahkan beberapa kali berlari mengitari stadion sambil bernyanyi.  Lari yang paling ‘epik’ tentunya saat lagu RUN.  Memang, jadinya TERU agak terengah-engah (siapa yang tak akan terengah-engah bila harus berkeliling stadion sebesar Nagai dalam durasi satu lagu?), tapi secara garis besar ia tetap bisa mengendalikan suaranya dan kuat bernyanyi selama nyaris 4 jam.  Tak perlu pula diragukan keandalan HISASHI, TAKURO, dan JIRO memainkan instrumen masing-masing.

GLAY betul-betul menunjukkan keperkasaan mereka sebagai band senior yang telah lama malang-melintang di dunia musik, dari panggung ke panggung.  Sama sekali tidak ada kecanggungan terlihat dalam penampilan mereka.  Membuka pertunjukan dengan SHUTTER SPEED no THEME, mereka gencar menghajar penonton dengan lagu demi lagu.  Diskografi GLAY yang telah luar biasa panjang menjadikan konser kali ini pun hanya bisa menukil sebagian karir mereka.  Kali ini penonton kebagian, antara lain, Kanojo no “Modern…”, STARLESS NIGHT, FAME IS DEAD, Chelsea, BURST – itu di luar lagu-lagu seperti Winter, Again, Yuuwaku, American Innovation, dan lain sebagainya yang hanya dibawakan secara medley dalam empat segmen yang masing-masing dikhususkan bagi lagu-lagu gubahan salah satu personil.

Sebelum encore, diumumkanlah tujuh kejutan besar dari GLAY yang menanti para penggemar pada tahun 2012-2014, termasuk tur luar negeri dan juga GLAY EXPO pada 2014.  Nah, bagaimana hati para penggemar GLAY di seluruh dunia tidak kebat-kebit?  Akankah negara mereka menjadi persinggahan tur luar negeri tersebut?  Apakah Indonesia termasuk di antaranya?

Sajian bagi para tamu hotel belum selesai.  GLAY kembali lagi untuk encore, dimulai dengan BELOVED.  Suasana stadion pun menjadi luar biasa meriah ketika rombongan penari keluar dan mengajak penonton untuk bersama-sama menarikan koreografi Minamigochi.  Lucunya, saking semangatnya menari, TERU sampai salah menyanyikan lirik, di bagian ‘dance dance dance odorimashou’.  Ia pun jadi tertawa sendiri.  Kesalahan-kesalahan lucu semacam ini justru menjadikan suatu konser semakin berharga.  Juga peristiwa-peristiwa seperti TERU yang mencopot kaus dan mengguyur dirinya dengan sebotol air, berbicara kepada diri sendiri ke kamera, dan lain-lain.

Penonton di bioskop sangat bebas mengekspresikan perasaan mereka saat menonton.  Menjerit-jerit (apalagi bila personil kesayangan muncul di layar), ikut bernyanyi, menari (meski terbatas karena tentu saja harus sambil duduk!), dan bertepuk tangan.  Ya, penampilan luar biasa GLAY memang membuat penonton tak tahan untuk tidak bertepuk tangan riuh.

Pertunjukan kembang api meriah yang mengiringi BIBLE mengakhiri pertunjukan.  Rasanya tak percaya, hampir 3 jam kami menikmati keseruan itu bersama-sama dalam sebuah studio bioskop.  Ada perasaan agak kecewa ketika semua itu harus berakhir, dan lucunya penonton bioskop jadi berteriak “We want more!” Tepuk tangan bergemuruh pun terdengar dari penonton yang tidak seberapa jumlahnya.  Kita harapkan, di kali berikutnya para penggemar GLAY Indonesia berkumpul dan bertepuk tangan meriah begini adalah ketika GLAY  betul-betul datang dan tampil menghibur para penggemar mereka di Indonesia!